Saluran dan Khalayak Kampanye
Hai..hai..hai..apa kabar kalian semua, pada perkuliahan tatap muka M12, dosen dan mahasiswa membahas materi dan terlibat dalam diskusi mengenai materi yang dijelaskan. Selain itu, mahasiswa juga diberikan beberapa pertanyaan yang mereka coba jawab. Nahhh, pada kesempatan kali ini saya akan coba menjawab menurut sudut pandang saya :
1. Apa yang dimaksud dengan Media sosial sebagai media yang disruptif?
Media sosial sebagai media yang disruptif merujuk pada perubahan signifikan yang terjadi dalam cara komunikasi, interaksi, dan konsumsi informasi di masyarakat akibat kehadiran platform-platform media sosial. Media sosial mengganggu model komunikasi tradisional yang lebih terpusat dan menghadirkan model yang lebih terdesentralisasi, di mana individu dapat dengan mudah berbagi, menciptakan, dan mengakses konten secara langsung tanpa melalui saluran tradisional seperti surat kabar, televisi, atau radio. Media sosial juga mengubah dinamika kekuasaan dalam penyampaian informasi, memungkinkan individu atau kelompok kecil untuk memiliki pengaruh yang besar dalam menyebarkan pesan dan mempengaruhi opini publik.
2. Kehadiran Media sosial menciptakan konsep Post-Truth, Apakah maksud dari konsep tersebut?
Konsep Post-Truth merujuk pada situasi di mana faktor-faktor lain, seperti emosi, keyakinan pribadi, dan pandangan subjektif, mempengaruhi persepsi seseorang terhadap kebenaran suatu pernyataan atau informasi, lebih daripada bukti objektif atau fakta yang tersedia. Dalam era media sosial, di mana informasi dapat dengan cepat menyebar tanpa disaring dengan baik, seringkali ada penyebaran berita palsu atau tidak akurat yang dapat dengan mudah diterima dan disebarluaskan oleh individu tanpa melakukan verifikasi terlebih dahulu. Ini menciptakan lingkungan di mana opini pribadi dan narasi yang sesuai dengan kepercayaan atau preferensi individu dapat lebih berpengaruh daripada kebenaran faktual.
3. Carilah kasus dengan observasi tentang penggunaan teori pertimbangan sosial dan Elaboration Likelihood Model (latar belakang).
Dalam konteks ini, teori pertimbangan sosial dapat digunakan untuk memahami bagaimana konsumen akan merespons dan membuat keputusan pembelian berdasarkan faktor-faktor sosial. Pertimbangan sosial melibatkan norma sosial, pandangan masyarakat, dan persepsi tentang bagaimana pemilihan merek kecantikan dapat mempengaruhi citra diri seseorang dalam lingkungan sosial.
ELM dapat digunakan untuk memahami bagaimana konsumen akan memproses informasi yang diterima tentang kedua merek produk kecantikan tersebut. Misalnya, apakah mereka akan melakukan pemrosesan persuasif yang mendalam (central route processing) dan mempertimbangkan argumen-argumen tentang kualitas produk, manfaat, dan testimoni pelanggan, atau apakah mereka akan melakukan pemrosesan permukaan yang lebih dangkal (peripheral route processing) dan memutuskan berdasarkan faktor-faktor yang lebih sederhana seperti branding, kemasan, atau popularitas merek.
Berikut adalah contoh penerapan teori pertimbangan sosial dan ELM dalam perbandingan Scarlet dan Skintific:
1. Pertimbangan sosial:
- Bagaimana merek Scarlet dan Skintific dipandang oleh masyarakat? Apakah salah satunya memiliki citra yang lebih positif atau lebih populer di kalangan konsumen?
- Apakah ada norma sosial tertentu yang terkait dengan merek produk kecantikan, misalnya merek yang digunakan oleh selebriti atau direkomendasikan oleh ahli kecantikan?
2. Elaboration Likelihood Model:
- Apakah konsumen cenderung melakukan pemrosesan persuasif yang mendalam terhadap kedua merek produk kecantikan ini? Misalnya, mereka mencari informasi secara aktif tentang kualitas produk, manfaat, dan testimoni pelanggan sebelum membuat keputusan pembelian?
- Atau apakah konsumen cenderung melakukan pemrosesan permukaan yang lebih dangkal, di mana faktor-faktor seperti branding, kemasan, atau popularitas merek menjadi penentu utama dalam memilih antara Scarlet dan Skintific?
Pada akhirnya, penerapan teori pertimbangan sosial dan ELM dalam kasus ini akan memungkinkan kita untuk lebih memahami bagaimana faktor-faktor sosial dan pemrosesan informasi mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dalam perbandingan antara dua merek produk kecantikan, Scarlet dan Skintific.
Komentar
Posting Komentar